Kelahiran Syaikh Abdul Ghani
Beliau adalah Syaikh Abdul Ghani bin Ismail An Nabulsi rahimahullah. Beliau adalah seorang ulama’, penyair, ahli dalam ilmu tasawwuf.
Syaikh Abdul Ghani an Nabulsi lahir di Damaskus, Suriah pada tahun 1641 M dan meninggal dunia pada tahun 5 maret 1731 M.
Ayahnya termasuk ulama’ ahli bahasa arab dan juga hukum islam. Beliau meninggal, saat Abdul Ghani masih kecil.
Aqidah, Fiqih dan Tarekat Syaikh Abdul Ghani
Abdul Ghani an Nabulsi pernah bergabung dengan Tarekat Qodiriyah dan Naqsabandiyah, salah satu tarekat termasyuhur di Indonesia.
Tarekat tersebut adalah gabungan dari Tarekat Qodiriah dan Naqsabandiyah, didirikan oleh Syaikh Ahmad Khatib bin Abdul Ghofar as Sambasi.[1]
Dalam bidang fiqh, beliau adalah ulama’ dari madzhab Hanafi. Sementara dalam hal aqidah, Syaikh Abdul Ghani adalah ulama’ ahlussunnah wal jama’ah dengan madzhab Abu Hasan Al Asyari.
Ketegasa beliau dalam menjalankan aqidah tersorot dalam karyanya berjudul al Fath Robbani wal Faidhi Rahmani. Beliau mengecam keras orang yang berpemahaman mujassimah (men jism kan Allah ta’ala seperti makhluk).
Ulama’ Ahli Tafsir Mimpi
Dalam khazanah Islam tercatat ada beberapa ulama’ yang ahli dalam hal tafsir mimpi. Keahlian itu bukan semata-mata hasil dari fikiran sendiri tanpa dasar, namun masing-masing dari mereka mengaitkan takwil mimpi ini dengan dalil Al Quran, Hadits dan lainnya.
Diantara yang ahli dalam bidang ini adalah Said bin Musayyib, Ibnu Sirin, Ibnu Qutaibah dan ulama’ lainnya di awal abad Islam.
Bahkan rujukan dalam tafsir mimpi banyak diatara ulama’ saat ini yang merujuk kepada pendapat Ibnu Sirin dalam tafsir ahlam dan Ibnu Qutaibah dalam ta’bir ruyaah.
Menafsirkan mimpi berbeda dengan meramal. Letak perbedaannya ada dalam keyakinan kepada Allah ta’ala.
Jika meramal itu memastikan sesuaut yang akan datang dengan sebuah kabar pasti, maka tafsir mimpi ini lebih dalam hal prediksi tetapi menyadarkannya pada dalil-dalil secara umum dalam Islam.
Kemudian tafsir mimpi juga menyandarkan Aqidah hanya kepada Allah dan Rosulnya. Artinya tidak ada yang dapat memberi manfaat dan madhorot dalam mimpi itu kecuali atas kehendak Allah saja.
Diantara ulama’ kontemporer yang juga ahli dalam bidang tafsir mimpi adalah Syaikh Abdul Ghani an Nabulsi. Beliau menorehkan pengetahuannya itu dalam kitab Mu’jam Tafsir al Ahlam (kamus tafsir mimpi).
Salah satu contoh tafsir mimpi yang beliau terjemahkan adalah tentang arti mimpi gigi copot atau mimpi gigi patah secara umum. Menurut Syaikh An Nabulsi arti gigi adalah ajal atau umur pada manusia.
Sementara posisi gigi, yaitu gigi taring, geraham atau sebelah kanan dan kiri menunjukkan kerabat terdekat dari orang yang bermimpi.
Hal ini karena kata gigi dalam bahasa arab adalah sinn dan sering juga orang arab mengatakan umur itu dengan sinn. Dan bahasa arab dari tahun adalah sanah, masih ada pecahan kata arabnya.
An Nabulsi juga menafsirkan makna mimpi menikah. Menurut beliau menikah adalah simbol dari agama seseorang, keluarga, kegelisahan atau kedudukan tinggi.
Beliau juga menafsirkan, siapa yang bermimpi menikah kemudian wanita yang dinikahi itu meninggal dunia, maka menurut beliau, ia akan bekerja pada suatu profesi namun ia tidak mendapatkan apa-apa dari ketekunan itu.
[1] Ulama’ Nusantara yang banyak belajar di Arab, dan menjadi ulama’ di Masjidil Haram.